Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku dan Korban Bully di Malang Tak akan Dikeluarkan, Dibantu Cari Sekolah jika Ingin Pindah

Kompas.com - 14/02/2020, 07:28 WIB
Andi Hartik,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com – Pemerintah Kota Malang menjamin hak pendidikan siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 16 Kota Malang yang terlibat kasus bully.

Pihak sekolah menjamin tak akan memberhentikan pelaku dan korban.

Hal itu disampaikan Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Retno Listyarti saat melakukan pengawasan langsung ke Kota Malang terkait kasus tersebut.

“Dinas Pendidikan dan sekolah menjamin tidak akan dikeluarkan satu pun,” kata Retno di Balai Kota Malang, Kamis (13/2/2020).

Baca juga: Ironi, Predikat Kota Layak Anak dan Kasus Bully Siswa SMPN 16 Malang

Meski begitu, siswa itu diberi kebebasan memilih. Pemerintah Kota Malang akan mencarikan sekolah pengganti jika siswa tak nyaman melanjutkan pendidikan di SMPN 16 Malang.

“Tadi Dinas Pendidikan menyatakan kalau ananda korban dan pelaku ingin pindah sekolah pun, mereka terbuka untuk mencarikan sekolah pengganti. Dan, menjamin hak pendidikan korban terpenuhi dan menjamin hak rehabilitasi terpenuhi,” jelasnya.

Sampai saat ini, terdapat tiga siswa yang dinilai terlibat langsung dalam kasus bully itu. Satu korban atas nama MS (13), siswa kelas 7, dan dua pelaku berinisial WS, siswa kelas 8, dan RK, siswa kelas 7, di SMPN 16 Kota Malang.

Imbas kasus tersebut, Pemerintah Kota Malang sudah mencopot kepala dan wakil kepala SMPN 16 Kota Malang.

Dengan begitu, sekolah tersebut masih dalam penanganan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang secara langsung.

“Kalau sementara masih dipegang Dinas Pendidikan atau nanti plt (pelaksana tugas),” kata Sekretaris Daerah Kota Malang Wasto.

Meski sudah dicopot, Pemerintah Kota Malang masih menyiapkan sanksi tambahan kepada kepala dan wakil kepala sekolah tersebut.

Dua orang yang memegang jabatan tertinggi di sekolah itu dianggap lalai sehingga terjadi kasus bully antar siswa.

“Sekarang ini masih proses untuk penjatuhan sanksi. Sementara masih proses, kita masukkan di kantor untuk bebas sementara sebagai kepala sekolah,” katanya.

Diketahui, kasus bully terjadi di SMPN 16 Kota Malang pada Rabu, 15 Januari 2020.

Baca juga: 18 Kru Batik Air Ikut Diobservasi di Natuna, Semua Sehat dan Tak Sabar Bertemu Keluarga

MS (13), siswa kelas 7 SMPN 16 Kota Malang harus menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Lavalette Kota Malang akibat dibully temannya.

Penyidik Polresta Malang Kota sudah menetapkan dua tersangka anak terkait kasus tersebut. Dua tersangka itu adalah WS, siswa kelas 8, dan RK, siswa kelas 7, di SMPN 16 Kota Malang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com