Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Kota Malang Minta Waktu 2 Pekan Tuntaskan Kasus Covid-19 dari Klaster Keluarga

Kompas.com - 24/06/2020, 17:26 WIB
Andi Hartik,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com – Wali Kota Malang Sutiaji meminta waktu selama dua minggu untuk menuntaskan kasus Covid-19 yang melonjak akibat klaster keluarga.

Sutiaji belum mempertimbangkan mengarantina wilayah yang memiliki kasus positif Covid-19 tertinggi.

“Saya minta waktu dua minggu kan ke jenengan (Anda). Ini baru empat hari. Nanti kita lihat,” kata Sutiaji di Kelurahan Polowijen, Kota Malang, Rabu (24/6/2020).

Baca juga: Hendrika Mayora, Transpuan yang Aktif di Lingkungan Sampai Diminta Warga Jadi Pejabat Desa

Pemkot Malang, kata dia, telah mengawasi seluruh pasien yang menjalani karantina mandiri. Lonjakan kasus itu terjadi akibat keterlambatan penanganan.

Pasien itu telah menularkan virus kepada anggota keluarga lain dan tetangga sebelum hasil tes swab keluar.

“Bisa jadi dia pada waktu terpaparnya, virusnya sudah menyebar. Contoh yang di Binor (Jalan Binor) itu ya, sebelum dia terkonfirmasi positif diketahui melalui swab, dia juga sudah menyebarkan sebelum,” jelasnya.

Namun, tak semua pasien yang menjalani karantina mandiri menyebabkan munculnya klaster keluarga.

Menurutnya, ada banyak pasien sembuh dan tidak menularkan virus ke orang lain karena disiplin menjalankan protokol kesehatan selama karantina mandiri.

“Ada yang isolasi mandiri tertib, sembuh dan tidak menular ke yang lain,” ungkapnya.

Warga yang tes swab mandiri

Selain klaster keluarga, kata Sutiaji, lonjakan kasus Covid-19 di Kota Malang disebabkan warga yang tes swab mandiri.

Pemkot Malang kesulitan mendeteksi riwayat kontak warga yang dinyatakan positif Covid-19 setelah menjalani tes swab mandiri.

Warga, kata dia, menjalani tes swab mandiri untuk kebutuhan masuk kantor. Tak sedikit pasien Covid-19 di Kota Malang yang berasal dari tes swab mandiri.

“Sekarang banyak swab mandiri, karena banyak perusahaan yang meminta, ketika dia harus masuk kerja dia harus ada surat. Ketika dia harus ke Jakarta dia harus pakai surat. Rata-rata kalau dia reaktif langsung tes swab. Sehingga kami tidak bisa mantau,” jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, Pemkot Malang mengumumkan tambahan 20 kasus positif Covid-19 pada Selasa (23/6/2020). Tambahan itu menjadi yang terbanyak sejak kasus positif Covid-19 pertama diumumkan di Kota Malang.

Baca juga: Sudah Prediksi Klaster Keluarga, Ini Cara Wali Kota Malang Tekan Peningkatan Kasus Covid-19

Tambahan sebanyak 20 orang itu terdiri dari 13 orang dari klaster keluarga, enam orang hasil dari swab mandiri, dan satu orang dari tenaga kesehatan.

Tercatat, 168 kasus positif Covid-19 di Kota Malang pada Selasa (23/6/2020).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com